Sukoharjo,24/08/2015. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo H. Masdiro, S.Pd., M.M membuka kegiatan Diklat diWilayah Kerja (DDWK), yang melibatkan Guru RA/BA di Kabupaten Sukoharjo sebagai peserta. Biasanya Balai Diklat mengadakan acara diklat yang ditujukan untuk melatih tenaga-tenaga administrasi dalam rangkuman kegiatan Diklat ditempat kerja (DDTK), sehingga kegiatan Diklat diwilayah kerja (DDWK) tersebut terbilang baru dan untuk pertama kalinya digelar oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang bertempat di Gedung Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo.
Sebagaimana diungkapkan oleh Darwianto S.Pd., M.Ed Kepala Seksi Diklat Teknis Balai Diklat Keagamaan Semarang, bahwa ini adalah Diklat pertama yg digelar oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang bagi Guru RA/BA, sehingga diharapkan peserta diklat dapat menularkan pengalamannya setelah selesai mengikuti Diklat. Selama lima hari kedepan para peserta yang berasal dari ibu-ibu Pengajar di RA/BA akan mendapatkan materi pembelajaran dari para Widyaiswara, biasanya dari lima hari tersebut ada alokasi waktu untuk pembelajaran dalam bentuk praktik dan membuat rencana kerja harian yang dapat dijadikan pengalaman bagi para Guru untuk diterapkan ketika mengajar siswa kelak, sehingga beliau berharap agar para peserta dan Widyaiswara dapat bersinergi bekerjasama dalam proses belajar tersebut. “proses itu harus dilaksanakan, sehingga setelah mengikuti Diklat selain teman-teman mendapatkan pengalaman praktik, juga mempunyai bukti administratif yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran di tingkat RA/BA” pungkas beliau.
Di Era seperti sekarang ini tuntutan profesionalitas bukan hanya sekedar pemenuhan persyaratan administrasi saja akan tetapi keahlian psikomotorik pun harus dimiliki.” Lebih-lebih lagi ibu-ibu mengajar anak pada usia golden age” beliau menukil teori perkembangan sel saraf otak manusia (neuron). menurut teori tersebut perkembangan neuron terbagi menjadi tiga fase usia , usia 0-4 tahun neuron manusia berkembang sebanyak 40% usia 4-8 tahun 80% dan usia 8-18 tahun 100% “ disinilah peran penting para Pengajar RA/BA, agar jangan sampai sel syaraf atau neuron yang mau nyambung terganggu, jangan sampai lepas atau putus gara-gara anak dimarahi, ketakutan dan mendapatkan perlakuan yang kasar” terang beliau. Beliau menegaskan bahwa Teori Golden age adalah teori dasar yang harus dimiliki setiap Guru pengajar di RA/BA. (Djp)