MIN 4 Sukoharjo (HUMAS) – lebih dari 600 siswa ikuti kegiatan Penguatan Pendidikan Karakter melalui mendongeng pada Senin, 1 April 2024. Ramai tepuk tangan penuh antusiasme siswa memenuhi Masjid Jami’ Kota Baki.
Mengawali acara,Warsito selaku Kepala madrasah menyampaikan pembukaan acara Pesantren Kilat Ramadan sekaligus memotivasi siswa-siswi untuk meningkatkan sifat religius siswa. Baik dalam hal ibadah ataupun pendidikan karakter lainnya.
Kegiatan mendongeng ini adalah salah satu dari serangkaian kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan yang diselenggarakan oleh Madrasah. Menjadi Pelajar Cerdas, Menjaga Ibadah dan Berakhlak Mulia adalah tema dari kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan MIN 4 Sukoharjo. Kegiatan yang berlangsung selama 1 jam ini bertujuan untuk meningkatkan karakter yang baik dibidang Religius & mandiri pada siswa-siswi. Kegiatan tersebut sebetulnya sudah dilaksanakan secara rutin setiap Ramadhan dan menjadi salah satu program yang di galangkan oleh Waka keagamaan. Ungkap Priyanto, S. Pd.I, Selaku Waka keagamaan.
Slamet Budiman, S. Pd atau akrab disapa dengan Kak Meidi merupakan salah seorang pendidik sekaligus aktivis PMII Jawa Tengah. ia merupakan salah seorang pengajar di SDII (Sekolah Dasar Islam Internasional) Nurul Musthofa, Juwiring, Klaten.
Kak Meidi selaku pemateri memotivasi anak2 melalui macam-macam tepuk dan nyanyian pada awal kegiatan, diantaranya tepuk puasa, tepuk anak Soleh dan lainnya. Tak lupa anjuran untuk selalu berbakti kepada Kedua orang tua. Ia berkisah tentang ‘Alqamah. ‘Alqamah ialah gambaran seseorang yang lalai memenuhi hak orang tua. ‘Alqamah seorang yang taat beribadah. Shalat, puasa, dan sedekah, tak luput ditunaikannya. Namun, sikap buruknya pada sang ibunda membuatnya terhalang dan berat mengucap syahadat saat sakaratul maut.
Tidak ada manfaatnya amal shalat, puasa, sedekah dan amal baik seseorang jika ia durhaka dan suka melukai hati orang tua kecuali ia bertobat dan perbaiki sikap. Dari kisah tersebut diharapkan anak-anak selalu berbakti kepada kedua orang tua.
Ninik Wulandari, selaku Waka Kurikulum sekaligus guru Bahasa Indonesia menyampaikan, “Kemampuan sensorik adalah proses yang mengacu pada kemampuan otak untuk menerima, menafsirkan, dan menggunakan informasi secara efektif yang disalurkan melalui panca indera, yang meliputi penglihatan, pendengaran dan penciuman. Sedangkan Kemampuan kognitif adalah keterampilan berbasis otak yang diperlukan untuk melakukan tugas apapun dari yang sederhana hingga yang paling kompleks. Struktur kognitif yang ada pada seorang anak sangat cepat, seperti: mereka akan lebih cepat menangkap dan mengingat sesuatu yang nyata baginya.” Papar Ninik Wulandari.
“Melalui mendongeng anak-anak berlatih menerima dan mencerna informasi dengan baik sehingga hal ini mampu menjadi cara untuk meningkatkan kemampuan sensorik dan kognitif, adanya kisah yang disampaikan oleh kak Meidi sudah sangat sesuai dengan tema Pesantren Kilat Ramadhan MIN 4 Sukoharjo, semoga melalui teladan yang disampaikan mampu membentuk karakter siswa yang Cerdas, Menjaga Ibadah dan Berakhlak Mulia, pungkasnya”
fr/za/djp