MIN 3 Sukoharjo (HUMAS) – MIN 3 Sukoharjo menyelenggarakan acara Fashion Show Pakaian Adat Jawa Muslim yang bertema “Kartini Muda: Inspirasi untuk Generasi Masa Depan” dalam rangka memperingati Hari Kartini Tahun 2024. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin 22 April 2024.
Kegiatan dimulai jam 07.00 dan berakhir pada jam 11.00. Kegiatan pertama adalah mengumpulkan siswa untuk berbaris di halaman utama madrasah. Barisan dimulai dari kelas 1 sampai 6. Jumlah kelas yang ada di MIN 3 Sukoharjo ialah 23 kelas. Susunan acara dimulai dari acara Pembukaan yang dipandu oleh Sidhik Paripurno. Pembukaan diawali dengan melafalkan basmalah secara bersama-sama. Acara kedua adalah Laporan dari Marjuki, Guru madrasah yang dipercaya menjadi Ketua Panitia kegiatan tersebut. Marjuki melaporkan tentang tujuan kegiatan hari itu. Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah mengingatkan siswa tentang Perjuangan Kartini.
Acara selanjutnya adalah Sambutan yang disampaikan oleh Heru Purnomo selaku Kepala Madrasah. RA Kartini merupakan Pahlawan Nasional Pejuan Emansipasi Wanita. Penetapan Hari Kartini 21 April didasari oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 yang ditandatangani pada tanggal 2 Mei 1964, untuk mengingat jasa-jasa RA Kartini dalam mewujudkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. RA Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah dan berasal dari keluarga bangsawan. Keinginan RA Kartini dalam memajukan kaum perempuan berawal dari masa sekolah.
Sosok Kartini juga dikenal sangat suka belajar sejak kecil dan pernah masuk ke Sekolah Dasar Eropa atau Europeesche Lagere School (ELS). Selain mempunyai kemampuan bahasa Belanda yang baik, Kartini juga mempunyai pengetahuan yang sangat luas. Ketika usianya masih muda Kartini sudah memahami pemikiran dan perjuangan wanita dari India yaitu Pundita Rumambai. Saat itu, Kartini juga bisa bergaul dengan pribumi dan orang dewasa Belanda.
Kartini tumbuh dalam lingkungan yang kental dengan budaya patriarki, di mana perempuan dianggap hanya sebagai ibu rumah tangga yang harus tunduk pada suami. Namun, Kartini memiliki pandangan yang berbeda. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan diri dari keterbatasan tersebut.
Heru Purnomo juga menyampaikan bahwa RA Kartini mengarang sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Buku tersebut berisi surat-surat tentang pemikiran Kartini terkait berbagai masalah termasuk tradisi feodal yang menindas, pernikahan paksa, dan poligami bagi perempuan Jawa kelas atas, dan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan. Dalam surat-suratnya, Kartini juga menulis keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Di sisi lain, surat-surat tersebut juga mencerminkan pengalaman hidup Kartini sebagai putri seorang Bupati Jawa.
Sebagai penutup, Heru Purnomo berpesan kepada para siswa untuk meneladani perjuangan RA. Kartini. “ Teladanilah ketekunan RA Kartini saat belajar, sehingga kalian menjadi anak-anak yang pintar, sholih, sholihah sehingga dapat membanggakan madrasah dan orang tua kalian amsing-masing!”.
Setelah acara sambutan, kemudian siswa mengikuti acara Fashion Show Pakaian Adat Jawa Muslim untuk diambil perwakilan kelas yang terdiri dari 1 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. . Setelah itu perwakilan kelas mengikuti tahap selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang pakaian adat muslim Jawa. Setelah semua prosesi selesai akhirnya terpilih enam orang Mbak dan enam orang Mas serta satu orang Mbak Terfavorit dan 1 Mas Terfavorit MIN 3 Sukoharjo. Setelah acara selesai, siswa pulang ke rumah masing-masing. (sl/djp)