Penyuluh Agama Kristen (Humas) – SMP Negeri 2 Gatak melaksanakan Kegiatan Pesantren Kilat selama tiga hari berturut-turut, tanggal 13-15 Maret 2024 dalam rangka mengisi kegiatan Ramadhan di sekolah. Guna mendukung kegiatan tersebut Guru Pendidikan Agama Kristen Chris Prasetya S. PAK berinisiatif untuk turut mengadakan kegiatan penyegaran iman siswa/siswi Kristen Katolik SMP Negeri 2 Gatak selama kegiatan pesantren kilat berlangsung dengan mengundang Lilik Mujiarti, Penyuluh Agama Kristen Kankemenag Kabupaten Sukoharjo.
Indonesia adalah negara kebangsaan yang majemuk. Kemajemukan tersebut merupakan anugerah Tuhan namun jika kemajemukan itu tidak dikelola dengan baik, akan menjadi embrio dis-integrasi bangsa. Oleh karena itu, moderasi beragama dalam perspektif Kristen merupakan salah satu jembatan dalam membangun solidaritas dan kebersamaan di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Lilik Mujiarti pada hari pertama dilaksanakannya kegaiatan penyegaran iman tersebut. lebih lanjut Lilik mengatakan, karakter moderasi beragama dalam perspektif Kristen adalah keterbukaan, penerimaan dan kerjasama dari masing-masing kelompok yang berbeda. Lawan dari sikap moderat adalah sikap ekstrem/radikal.
Sesuai dengan ajaran iman Kristen maka sikap solidaritas dan kebersamaan berdasarkan Kasih merupakan sikap yang harus dipraktekkan oleh orang Kristen berkaitan dengan moderasi beragama dalam perspektif Kristen di Indonesia, bukan dengan sikap extrem atau bahkan radikal.
Istilah moderasi beragama popular pada beberapa waktu terakhir ini dan dikenal sebagai inisiatif pemerintah dalam rangka mewujudkan kehidupan keberagamaan yang sejuk dan jauh dari radikalisme. ” Persatuan bangsa harus terus dipelihara supaya Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh. Salah satu perekat yang akan menyatukan bangsa Indonesia adalah dengan mewujudkan moderasi beragama ditengah kehidupan berbangsa dan bernegara.” jelas Lilik. ” Belajar dari pengalaman di berbagai negara dan di Indonesia, kehidupan beragama yang tidak rukun cenderung melahirkan konflik yang hampir selalu diakhiri dengan kekerasan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.” tandasnya.
Lilik memaparkan, belajar dari pengalaman tersebut maka berbagai komponen dalam masyarakat bangsa Indonesia sejak puluhan tahun yang lalu mulai menggagas dialog antar umat beragama dan solidaritas antar umat beragama.
Upaya-upaya tersebut telah berhasil meminimalisir konflik antar umat beragama dan pada beberapa waktu terakhir ini pemerintah mempopulerkan moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa.
Semua upaya yang berkaitan dengan moderasi beragama bukan hanya sebatas konsep yang dipelajari dan diperdebatkan namun haruslah mewujud dalam praksis atau Tindakan hidup.
Pembahasan ini bertujuan membangun kesadaran dalam diri umat Kristen sekaligus memotivasi untuk mampu mewujudkannya dalam Tindakan hidup. Hal Tersebut di sampaikan oleh Penyuluh Agama Kristen Lilik Mujiarti, ketika mengisi materi hari pertama, Rabu, 13 Maret 2024.
Berikutnya, pada hari kedua Lilik menyampaikan tentang Cara Bijak Remaja Menghadapi Era Digital, bahwa anak-anak remaja perlu bijak dalam penggunaan Media Sosial. Dan rata-rata dari Siswa/i Kristen Katolik memiliki akun media Sosial baik Facebook, Wa, Instagram, Twiter dan Tiktok. Dengan dimilikinya akun-akun tersebut Lilik menghimbau kepada pengguna untuk mampu saring (menyaring/mempertimbangkan) sebelum upload sesuatu, Kamis, 14 Maret 2024.
Pada hari ketiga Jumat, 15 Maret 2024 sebelum menyampaikan materi terakhir tentang materi berdiri di atas Cinta Tuhan, Lilik mendapatkan apresiasi ucapan terimakasih dari Petrus Chanel Mulyono S.Pd mewakili Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Gatak kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo yang telah hadir dalam kegiatan penyegaran iman siswa/siswi Kristen Katolik SMP Negeri 2 Gatak ketika Pesantren Kilat berlangsung.
Lilik juga menyampaikan terimakasih SMP Negeri 2 Gatak telah menjadi inisitor menghadirkan stake holder terkait, sehingga suatu saat dapat berkelanjutan kolaborasi dalam membangun mental spiritual anak-anak atau siswa/i SMP Negeri 2 Gatak.
“Tak lupa juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Guru Pendidikan Agama Kristen Pak Chris yang telah memberi waktu, mendukung dan membersamai selama kegiatan berlangsung.” tutup Lilik di akhir acara. (lm/djp)