Sukoharjo – Menyambut Tahun Ajaran Baru 2022/2023, MIN 2 Sukoharjo menyelenggarakan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka pada tanggal 22 Juni 2022 yang bertempat di Aula Pertemuan MIN 2 Sukoharjo PKTQ dan dibuka oleh Danuri, Pengawas MI Kecamatan Sukoharjo dan dihadiri sekitar 80 Guru MIN 2 Sukoharjo.
Hadir sebagai narasumber, Sijem Kepala Sekolah SD Al Azhar Setya Budi Solo, yakni sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Dikatakannya, Kurikulum Merdeka muncul sebagai bentuk jawaban terhadap permasalahan pembelajaran yang disebabkan diantaranya karena pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan kondisi ini menyebabkan kemajuan belajar yang berkurang secara signifikan (learning loss).
Menurut Sijem Learning loss (ketertinggalan pembelajaran) diharapkan mampu diselesaikan dengan penyederhanaan kurikulum melalui Implementasi Kurikulum Merdeka. Ia menjelaskan, ada beberapa perubahan siginifikan dalam Kurikulum Merdeka antara lain adanya Proyek Profil Pelajar Pancasila dan tidak adanya KKM. Selain itu, ada juga perubahan pada Kompetensi Dasar yang berubah menjadi Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang dulu disebut dengan RPP.
“ Dalam kurikulum merdeka, Perangkat Ajar hanya meliputi Silabus dan Modul Ajar” Kata Sijem. “Pelajaran Prakarya yang sebelumnya dipisah dengan pelajaran seni, menjadi satu sesuai dengan pilihan peserta didik dan sumber daya yang tersedia di sekolah. Sedangkan keunggulan dari Kurikulum Merdeka diantaranya adalah sederhana dan mendalam, lebih merdeka dan lebih relevan dan interaktif “ jelas Sijem panjang lebar.
Sijem berharap semua pihak bisa bersinergi untuk mensukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka di tempat kerja yang terkait “ karena tanggung jawab Kurikulum Merdeka tidak hanya tanggung jawab wali kelas tapi tanggung jawab semua guru “ tandas Sijem.
Sementara itu, Kepala Madrasah (Kamad) Ibtidaiyah Negeri 2 Sukoharjo Wiretnoningsih Nurhayati menuturkan bahwa Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum sebanyak 11 kali dan diharapkan madrasah bisa melaksanakan kurikulum sekolah sesuai dengan perkembangan zaman. “Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bunda Sisi karena sudah mau berbagi ilmu tentang Kurikulum Merdeka, semoga dengan adanya sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka, minimal guru sudah sedikit mengenal apa itu Kurikulum Merdeka, sehingga harapannya bisa untuk persiapan apabila madrasah menggunakan Kurikulum Merdeka” jelas Wiretno.
Diujung acara, Pengawas Madrasah Danuri mengatakan bahwa kurikulum itu ibarat kitab suci, jadi apabila ingin melaksanakan kitab suci harus tau isinya. Selain itu ia juga berpesan Guru di Kementerian Agama diharapkan bisa bekerja dengan ikhlas, tuntas dan cerdas. (gun/djp).