Sukoharjo – Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Sukoharjo -yang sebelumnya bernama MIN Nglawu terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan melalui pembangunan sarana prasarana pendidikan sebagai jawaban atas meningkatnya animo masyarakat terhadap institusi ini.
Mengingat perkembangan kuantitas peserta didik yang sangat signifikan, kepala MIN 6 Sukoharjo berusaha dan berupaya untuk memenuhi Tahun ini, MIN 6 Sukoharjo akan membangun gedung ruang kelas baru melalui skema pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebesar 2,744 Milyar rupiah.
Acara peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan gedung tersebut dilakukan oleh Kepala Kankemenag Sukoharjo, H. Ihsan Muhadi, S.Ag
Dalam sambutannya, Kepala Kankemenag Sukoharjo mengatakan, “Kemenag pusat memberikan alokasi anggaran sarana prasarana bagi Lembaga pendidikan di bawah Kemenag.” Hal ini bertujuan agar madrasah dapat melakukan akselerasi dalam rangka memenuhi harapan masyarakat terhadap kualitas pendidikan dan menjadi bagian dari upaya Kemenag menjadikan madrasah sebagai pusat pendidikan pilihan pertama masyarakat.
“Suksesnya pendidikan bukan hanya terletak pada sistem pembelajaran, tetapi diantara lancar dan suksesnya pendidikan itu karena ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.” ungkap Ihsan dalam sambutannya.
Menurutnya, dari 32 peserta SBSN se-Indonesia, Alhamdulillah salah satunya adalah MIN 6 Sukoharjo. Nampaknya Kemenag pusat lebih memprioritaskan MIN 6 Sukoharjo dikarenakan bangunan madrasah dominan terbuat dari bambu (gedhek) yang terlihat memprihatinkan.
Harapan kita, pembangunan RKB ini dapat berjalan dengan lancar, tepat mutu dan tepat waktu. Yang dimaksudkan adalah, pembangunan sesuai dengan bestek dan selesai pada saat yang ditentukan.
Sementara itu Kepala Madrasah MIN 6 Sukoharjo menuturkan, semakin tahun keberadaan madrasah semakin menarik perhatian masyarakat. Dengan ilmu keislaman serta perkembangan akademik yang tidak kalah dengan sekolah – sekolah negeri, MIN 6 Sukoharjo semakin tahun mengalami peningkatan jumlah peserta didik yang sangat signifikan.
“Saat ini madrasah ibtidaiyah bukan lagi pilihan kedua namun menjadi pilihan yang utama,” tandas Warsito.(war)