Sukoharjo-Melanjutkan rangkaian POSPEDA yang dimotori oleh Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pessantrean (PD Pontren) dan diikuti oleh Pondok Pesantren Se Kabupaten Sukoharjo, hari ini Senin (8/8)bertempat di Ruang Aula Kankemenag Kabupaten Sukoharjo diadakan acara penyerahan piala atau trophy kejuaraan dari berbagai cabang perlombaan yang digelar pada POSPEDA beberapa waktu yang lalu. Seharusnya piala diserahkan sesaat setelah perlombaan usai, akan tetapi karena satu dan lain hal baru dapat terlaksana hari ini. Hal ini juga diakui oleh Kasi PD Pontren Imam Waladi, penundaan ini terjadi antara lain dikarenakan pada waktu perlombaan dimulai pun masih ada cabang perlombaan yang peserta lombanya baru mendaftar pada saat itu, sehingga panitia belum dapat menetapkan juaranya pada hari itu juga.
Kasi PD Pontren juga berterimakasih kepada para para Pengasuh, Pembimbing Ustad/Ustadzah yang telah mendukung baik secara moral maupun material kepada santrinya untuk mengikuti POSPEDA dan sekaligus mendampingi para santri yang dinilai layak untuk mewakili POSPEDA tingkat Provinsi di Pondok Pesantren Al Hady Mranggen Demak. Dari 11 cabang perlombaan, Sukoharjo berhasil menyabet juara ke-3 pidato Bahasa Arab , bagi Kasi juara ataupun tidak bukanlah tujuan utama dari pengiriman kafilah POSPEDA ke tingkat provinsi yang terpenting adalah para santri telah menyajikan performa terbaiknya. “dijadikan pengalaman diwaktu yang berbeda akan tampil lebih baik lagi” kata Imam Waladi.
Imam mencontohkan tim teater tuan rumah (Al Hady), telah mempersiapkan dua bulan sebelumnya dan dilatih oleh Mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang sudah terbiasa tampil, itupun masih belum dapat meraih gelar juara. “ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan antar peserta lomba” kata Imam.
Kasi juga menggarisbawahi bahwa manfaat dari para santri mengikuti lomba ataupun organisasi santri di pesantren tempatnya menuntut ilmu akan sangat terasa kelak ketika dewasa dan bermasyarakat. Perlombaan hanyalah sebagai alat ukur sebatas mana kemampuan yang telah dimiliki, kalau tidak ikut lomba maka akan merasa diri sudah bagus, namun ketika ikut lomba ternyata ada yang lebih bagus lagi, sehingga memacu untuk lebih giat belajar. “Bagusnya dimana kurangnya dimana sehingga lomba dapat dijadikan sarana untuk menempa diri menjadi lebih baik lagi.”papar Imam
Belajar tidak hanya dari membaca buku tapi juga bisa dari pengalaman ”experience is the best teacher” kata Imam. Sebenarnya even POSPEDA yang dipunggawai oleh Kankemenag melalui Seksi PD Pontren baru untuk cabang perlombaan dibidang keseniannya saja adapun bidang olah raga masih akan dikomunkasikan dengan para pengurus Pondok Pesantren yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP). Termasuk diantaranya Pondok Pesantren dapat mempersiapkan santrinya untuk mengikuti lomba debat Bahasa arab dan Musabaqoh Tilawatil Kutub (lomba membaca kitab kuning). “meskipun pondok tahfidzul Qur'an misalnya, tapi perlu juga untuk dirosah islamiyah untuk pengayaan mulai dari kitab Bahasa arab, nahwu shorof, balaghoh, tafsir, fiqih, ushul fiqih, akidah, akhlak.” Jelas Imam Waladi sembari menutup sambutannya. (Djp)