MIN 2 Sukoharjo – Dalam upaya pemulihan kurikulum, Kemendikbudristek menerapkan kurikulum baru yaitu Kurikulum Merdeka yang dianggap sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Untuk menyikapi kesiapan sekolah dalam menerapkan kurikulum merdeka, MIN 2 Sukoharjo mengadakan BIMTEK KURMER (Bimbingan Teknik Kurikulum Merdeka) pada hari Selasa, 11 Juli 2023 di kampus 2, Joho pukul 07.00 – 15.00 WIB.
Narasumber dalam kegiatan ini didatangkan dari SD Muhammadiyah Surakarta yakni SW Winarsi, S.Ag., S.Pd,, Sri Martono L, M.Pd., dan Rusmawardah, S.Psi., S.Pd. Pada kesempatan tersebut, Winarsih memaparkan bahwa kurikulum merdeka tidak jauh berbeda dengan kurikulum 13 hanya berbeda istilah dan dianggap lebih fleksibel sesuai dengan kebijakan masing-masing sekolah. Acuan kurikulum merdeka saat ini adalah Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah ditentukan bukan mengacu pada buku saja. Buku hanya pendamping siswa sehingga guru harus eksplore materi sebanyak-banyaknya dari internet, youtube, koran, majalah atau bahan ajar yang lain.
Lebih jauh Winarsih menjelaskan, Output dari Kurikulum Merdeka ada dua, yaitu pembelajaran dan produk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan lil Alamin (P5RA). Proses pembelajaran sehari-hari diwujudkan dengan nilai yang ada dibuku rapor, sedangkan produk bisa diwujudkan dengan membuat karya yang dilaksanakan baik per pekan maupun bulanan. Guru dalam satu sekolah tidak dituntut mempunyai target yang sama dengan sekolah yang lain. Guru memiliki kebebasan dalam capaian pembelajaran tersendiri yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing siswa, sehingga siswa tidak harus dipaksa bisa saat itu juga, akan tetapi tetap dibimbing sampai waktu yang ditentukan.
Masih menurut Winarsih, implementasi BIMTEK Kurikulum Merdeka pada pembelajaran di sekolah dikatakan memuat tiga fase, yaitu fase A, fase B, dan fase C. Setiap fase terdiri dari dua kelas, yaitu fase A (kelas 1 dan 2), fase B (kelas 3 dan 4), dan fase C (kelas 5 dan 6). ” Jadi, kurikulum merdeka mengajarkan guru pada tiap fase yang terdiri dari dua kelas harus benar-benar bekerjasama agar kedepannya tidak terjadi miskomunikasi dan saling melanjutkan antar level kelas.” pungkas Winarsih (SH)