SUKOHARJO-Nikmat dari Allah belum tentu berwujud yang enak-enak saja, terkadang menurut pandangan mata manusia sesuatu itu terlihat mengecewakan padahal itu adalah nikmat dari-Nya juga. Demikian sebagian pengantar yang disampaikan oleh Miftahul Hakim ketika membuka acara Pengajian rutin yang diadakan oleh Kankemenag kabupaten Sukoharjo melalui seksi Bimas Islam di Aula setiap hari Selasa minggu ke-2 dan ke-4. Kali ini yang bertindak sebagai pemateri adalah Tri Minarno salah seorang staf di Seksi Bimas Islam. Tidak sebagaimana biasanya, ketika bulan Syawal kebanyakan para pemateri mengangkat tema yang berkaitan dengan halal bi halal namun tri minarno lebih memilih untuk mengangkat tema yang berkaitan dengan khusnodzon atau berbaik sangka.
Untuk mengawali materinya, Tri Minarno mengutip kata seorang motivator ketika dalam suatu seminar yang mengatakan bahwa kunci sukses adalah optimisme dan kerja keras, menurut Tri pernyataan tersebut tidak mutlak kebenarannya, sebagai bantahannya tri menceritakan sebuah kisah tentang seleksi pemilihan lima orang astronot yang bukan saja sang pemenang nantinya akan mendapatkan hadiah yang banyak sekali namun yang lebih menarik dari tiu semua adalah para finalis akan diberikan kesempatan untuk pergi keruang angkasa dengan menggunakan Shuttle space canggih milik penyelenggara audisi.
Tercatat Puluhan ribu pendaftar yang ikut serta, termasuk diantaranya ada seorang Dosen yang super cerdas yang turut juga bersemangat ingin memenangkan audisi tersebut. Pada seleksi tahap pertama tinggal 100 orang yang terpilih termasuk Dosen tersebut, Audisi selanjutnya menyisakan 20 orang peserta Dosen tersebut pun masih termasuk didalamnya bahkan sanantiasa menduduki ranking pertama dari keseluruhan peserta disetiap audisinya. Begitu optimis Sang Dosen tersebut akan terpilih menjadi pemenang. Ketika audisi terakhir diumumkan alangkah kecewa dan remuk redam hati sang dosen manakala namanya tidak tercantum dalam daftar yang lulus dalam audisi tersebut. “Dari kisah ini bisa diambil kesimpulan optimis dan kerja keras saja belum tentu menjadi faktor utama penentu kesuksesan seseorang” tandas Tri.
Karena Audisi tersebut adalah momen luar biasa, maka seluruh awak media baik cetak maupun elektronik menyiarkan para pemenang dan detik-detik pemberangkatan para astronot yang terpilih tersebut keruang angkasa. Semakin Kecewalah hati sang Dosen melihat kenyataan tersebut dari layar kaca, selama berminggu-minggu menunggu pengumuman hidupnya tidak tenang dan stress mengingat kegagalannya. Namun beberapa saat kemudian matanya terhenyak manakala melihat siaran langsung tersebut menayangkan pesawat ruang angkasa yang baru separuh perjalanan dari bumi meledak menjadi berkeping-keping, seluruh awak pesawat meninggal dunia, baru saat itu sang Dosen tersadar, andaikan dari dulu khusnudzon pastilah tidak akan menderita berkepanjangan.”ternyata obat stress itu adalah khusnudzon” kata Tri minarno sambal menutup ceritanya.
Tri minarno juga mengambil beberapa kisah para Nabi diantaranya adalah Nabi Musa a.s ketika diperintah untuk memukulkan tongkatnya kelautan juga tidak tahu jika lautan itu akan terbelah, Nabi Ibrahim a.s Juga demikian ketika menjalankan perintah Allah menyembelih putranya Nabi Ismail a.s, Nabi Nuh Juga tidak mengetahui akan datangnya banjir bandang pun demikian halnya dengan Nabi Muhammad s.aw ketika Allah SWT memerintah beliau untuk hijrah, tidak mengetahui jika Madinah adalah tempat yang luar biasa untuk berkembangnya agama Islam, bekal mereka semua adalah khusnodzon atas perintah dari Allah sehingga tiada keraguan sedikitpun dalam menjalankan perintah tersebut. “dengan Khusnudzon pikiran akan tenang tidak mudah stres, hidup akan nyaman dan bekerja akan lebih menyenangkan” tutup Tri Minarno. (djp)