LPQ Nurul Huda Bulu – Berjuang, berdakwah, mengajar Al Qur’an adalah pilihan luar biasa yang dijatuhkan oleh para pegiat Al Qur’an. Seperti janji Allah, barang siapa yang menjaga Kalam Allah swt yaitu Al Quran dengan cara mengajarkannya kepada generasi kita, maka Allah pasti akan menjaganya. Apapun yang terjadi, bahkan sampai maut menjemputpun Allah juga akan menjaga keshalihan dan ke muslihan hambanya tersebut.
Demikian halnya kisah duka yang mengharukan namun membahagiakan yang dialami ustadz muda Fedri Wibawa Kepala LPQ Nurul Huda Bulu, Koordinator Guru Tahfidz di SDU El Dzikr, terasa sekali tanda – tanda penjagaan Allah swt, atas dirinya.
Almarhum yang merupakan adik kandung dari Sekretaris Mathla’ul Anwar Jawa Tengah H. Agus Haryadi meninggal saat perjalanan dari Bulu Kota Semarang menuju Bulu Sukoharjo.
Ahad (02 Oktober 2022), kakak beradik ini masih bersama sama tadabbur alam di kompleks masjid Agung Kota Semarang, dilanjutkan solat magrib di Masjid Diponegoro Undip dan sampai di rumah kurang pukul 20.00 dilanjutkan prepare untuk berangkat ke Sukoharjo bersama adiknya yang kecil Panca Nur Aditya sekitar pukul 21.00 wib.
Sekitar pukul 23.30 wib mulai ada khabar duka tersebut bahwa ust Fedri dan adeknya kecelakaan di Sukoharjo depan RS Nirmala Suri. Ust Fedri dibawa ke RSUD Sukoharjo karena kondisi Tidak sadar, sedang adiknya Adit di Rs Nirmala Suri karena kondisi masih sadar.
Tepat pukul 03.00 pagi, Agus beserta keluarga sampai di RSUD Sukoharjo , dan bertemu dengan ust Fedri yang dalam keadaan tidak sadar, koma. Namun subhanallah sejak di ruang UGD sampai di Ruang Radiologi dan sampai kembali lagi tidak ada yang keluar di lisannya kecuali dzikir, lantunan ayat Qur’an, penggalan ayat di metode UMMI, persis sama saat almarhum mengajar di kelas, di TPQ atau di Majlis-majlis tahsinnya.
Sampai di nafas yang terakhir Senin (03 Oktober 2022), yang kebetulan menunggui ayahanda almarhum.
Demikian juga dibenarkan ust Ali Mukti sahabat almarhum, yang sejak bakda subuh membersamai sampai almarhum wafat. Dan hati saya tambah berdebar saat ust Ali menyampaikan keningnya anyep (dingin berkeringat), tidak panas ini salah satu tanda khusnul khotimah, tambahnya, Subhanallah.
Maka pagi hari, itu langsung berita duka tersebar di wilayah Bulu dan sekitarnya.
Qodarullah cuaca hari kepergian almarhum mendung, redup tidak panas ini sangat membuat orang betah berlama-lama di rumah duka. Ratusan mungkin ribuan warga, saudara dan jamaah taklim dan tahsin almarhum berlinang air mata terlihat tampak kehilangan, seperti yang disampaikan perwakilan Sohibul musibah dari pak Bayan.
Yang membuat bangga dan bahagia, dari jenazah datang sampai dengan akan dimakamkan tidak berhenti takziin dan takziat mensholatkan. Masya Allah, semoga ini pertanda kecintaan Allah terhadap almarhum dan diambil nya untuk mendapat tempat yang mulia di sisiNya.
Di kesempatan lain ustadz Cholil menyampaikan dan membenarkan tentang kebiasaan di akhir hayat almarhum demikian bagus karena tidak kurang dari 10 Majlis tahsin Al Quran yang beliau ampu, diantaranya; Data jamaah ustadz Fedri rohimahulloh; Jamaah Ibu ibu Jendi Tenongan, Anak2 jendi Tenongan, RQ Al Kayyis Anak-anak Banmati, TPQ Nurul Huda weko anak, Ibu2 Nurul Huda Weko, Remaja Nurul Huda weko, GQ Ar Rohman Kedungsono Bapak-bapak, TPQ Al Amin Tapang anak-anak, Ibu-ibu QTC El dzikr, Sdu Daar El Dzikr, Ustadz-ustadz Ponpes El Dzikr, tambahnya.
(AH/NBA/djp)