Sukoharjo(Aula)-Hidup di dunia ini ibarat sekedar ”mampir ngombe” (menumpang minum) hal ini dikarenakan betapa singkat waktu hidup kita di dunia, hidup di dunia tidaklah kekal karena hidup di dunia dibatasi oleh waktu demikian yang disampaikan oleh Drs. Riyadi, M.PdI di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo dalam acara Pembinaan Pegawai di lingkungan Kankemenag berupa pengajian rutin setiap minggu kedua dan keempat.
Lebih Lanjut Riyadi menerangkan sebuah Hadist dari Rosulullah yang intinya adalah ada dua kenikmatan yang seringkali dilupakan oleh manusia yaitu nikmat sempat dan nikmat sehat. Banyak orang memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu namun kenyataanya dia tidak dalam keadaan sehat, sebaliknya ada orang yang dalam kondisi sehat namun tidak memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu, “ barang siapa ringan langkahnya untuk menghadiri majelis-majelis ilmu maka kelak akan diringankan oleh Allah jalannya menuju Surga.”lanjutnya.
Riyadi menjelaskan bahwasanya kehidupan dunia hanyalah sebagai wasilah menuju kehidupan akherat yang kekal dan abadi. Oleh karenanya manusia hendaklah senantiasa berhati-hati dalam melangkah jangan sampai di kehidupan dunia yang sesaat ini langkah kita dimurkai oleh Allah. “Maut adalah tamu yang datang tidak kasih kabar terlebih dulu, tidak telpon atau sms dulu.”terangnya.
Namun demikian hidup di dunia hendaklah seimbang, “ bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup untuk selamanya dan berbekalah untuk akheratmu seolah-olah engkau akan mati besok“ pengkas Riyadi. Kehidupan dunia adalah perhiasan, Di Dalam Al Quran Surat Al Kahfi ayat 46 Allah SWT berfirman : “ Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”
Diakhir khotbahnya Riyadi menyampaikan sebuah kata mutiara “ Hidup ngoyak (memburu ) ganjaran (pahala) itu keliru, asalkan kita berjalan diatas ridlo-Nya dengan sendirinya pahala tersebut akan kita terima”. Dalam mensikapi cobaan kehidupan jika ujian berupa kenikmatan hendaklah kita bersyukur jika ujian tersebut dalam bentuk musibah hendaklah kita bersabar. “Allah tidak akan memberikan beban atau cobaan melebihi kemampuan hamba-Nya” pungkasnya.(Djp)