Oleh : Kholis Hernowo, S.S (Guru MIN 5 Sukoharjo)
MIN 5 Sukoharjo (OPINI) – Kita mungkin masih sering salah dalam menggunakan kata baku bahasa Indonesia. Biasanya, hal itu karena ketidaktahuan penulis atau penutur yang diakibatkan oleh pencampuran bahasa daerah, bahasa asing dan lainnya. Namun kesalahan itu jangan dianggap remeh, mengingat kata baku biasanya digunakan untuk menulis naskah pidato, karya ilmiah, dan surat resmi kedinasan maka penulisannya harus benar, apabila salah maka kesalahan itu bisa mempengaruhi kualitas kita dalam menulis atau berbicara di muka umum. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis berusaha menyajikan beberapa penulisan kata baku yang salah. Namun sebelumnya, kita harus memahami dahulu pengertian dan ciri-ciri kata baku dan kata tidak baku dengan benar.
Kata Baku
Menurut Keraf (1984:28) menyatakan, bahwa kata baku merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa itu meliputi bidang-bidang tata bunyi tata bentuk dan tata kalimat.
Dikutip dari buku Get Success UN+SPMB Bahasa Indonesia, kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaitu sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan tata bahasa baku.
Pendapat lain dikemukakan oleh Kosasih (2003:95) menyatakan bahwa kata baku merupakan ragam bahasa yang cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan standar atau kaidah-kaidah yang dibakukan.
Berdasarkan pendapat ketiga ahli bahasa di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kata baku merupakan suatu himpunan dengan menggunakan bahasa yang resmi atau bahasa yang formal berdasarkan struktur bahasa yang telah disepakati bersama dan digunakan secara konsisten baik dalam bidang struktur bahasa, kaidah-kaidah bahasa, dan kosa katanya harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam bahasa Indonesia. Pada saat ini, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) merupakan acuan utama yang berisi kaidah kebahasaan bagi penutur bahasa Indonesia dalam pemakaian bahasa tulis dengan baik dan benar.
Ciri-Ciri Kata Baku
Menurut Mufid (2013:8) menyatakan bahwa ciri-ciri bahasa baku adalah: Tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi bahasa asing, bukan bahasa percakapan, pemakaian imbuhan secara ekplisit, pemakaian sesuai dengan konteks kalimat, tidak terkontaminasi, tidak rancu, tidak mengandung arti pleonasme, dan tidak mengandung hiperkorek.
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan dapat ditemukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berikut ciri-cirinya: Tidak dipengaruhi bahasa asing, memiliki bentuk yang tetap, tidak dipengaruhi bahasa daerah, pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat, bukan merupakan ragam bahasa percakapan, pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit, tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu, tidak mengandung arti pleonasme.
Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya tidak memenuhi syarat yang telah dibakukan. Biasanya, kata-kata ini timbul dari dialek bahasa daerah dan percakapan santai sehari-hari. Untuk mengetahui apakah kata yang digunakan itu adalah kata baku atau tidak baku, kita bisa mengeceknya di KBBI. Jika kata tersebut tidak ditemukan, artinya kata itu adalah kata tidak baku.
Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
Bertolak belakang dengan kata baku, berikut ciri-ciri kata tidak baku: Memiliki arti yang sama dengan bahasa baku, bentuknya mudah berubah-ubah, dipengaruhi bahasa daerah, tidak ditemukan dalam KBBI, dan digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bukan konteks resmi.
Kata Baku Serapan Bahasa Inggris
Menurut buku Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (2016) oleh Sukirman Nurdjan dkk, kata-kata baku ada yang berasal dari bahasa Indonesia, ada juga yang berasal dari bahasa daerah dan asing yang sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia resmi. Sedangkan kata-kata yang tidak baku adalah yang belum berterima secara resmi atau tidak mengikuti kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Mengapa Penulisan Kata Tidak Baku Masih Sering Terjadi?
Kita sering menjumpai kata tidak baku yang berasal dari serapan bahasa Inggris. Untuk mengetahui apakah kata tersebut baku atau tidak selain mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kita dapat dengan mudah menentukannya dengan cara melihat ejaan bahasa Ingrisnya. Penulisan kata serapan bahasa asing dari bahasa Inggris, secara adaptasi umumnya hanya mempertimbangkan penyesuaian imbuhan atau perfikasinya dan tidak mengurangi bahkan mengubah ejaannya. Kalau penulisan tidak sesuai dengan ejaan bahasa Inggris yang sebenarnya dapat dipastikan kata tersebut tidak baku. Kata tidak baku biasanya muncul karena adanya kebiasaan menggunakan sebuah kata yang salah baik dalam penulisan maupun pengucapan. Karena faktor kebiasaan dan tidak pernah diperbaiki, maka kata tidak baku tersebut menjadi ada dan akhirnya sering digunakan.
Berikut bentuk-bentuk penulisan kata baku dan kata tidak baku yang sering salah dilakukan:
Kata tidak baku | Kata baku | Ejaan bahasa Inggris |
analisa | analisis | analysis |
resiko | risiko | risk |
ekstrim | ekstrem | extreme |
praktek | praktik | practice |
legalisir | legalisasi | legalization |
blokir | blokade | blockage |
nopember | november | november |
karir | karier | career |
sekertaris | sekretaris | secretary |
kwantitas | kuantitas | quantity |
hektar | hektare | hectare |
standarisasi | standardisasi | standardization |
milyar | miliar | million |
subyek | subjek | subject |
hipotesa | hipotesis | hypothesis |
debet | debit | debit |
dramatisir | dramatisasi | dramatization |
Simpulan yang dapat penulis kemukakan adalah memahami detail mengenai kata baku tentu menjadi hal penting, supaya bisa menggunakannya di momen yang tepat. Sebab penggunaan jenis kata ini memiliki fungsi yang kompleks, dan sangat tepat untuk diperhatikan. Penulisan kata baku yang berasal dari serapan bahasa asing khususnya bahasa Inggris hanya mempertimbangkan penyesuaian imbuhan atau perfiksasinya saja dan tidak mengurangi bahkan mengubah ejaannya. Kesalahan penulisan kata baku yang sering terjadi lebih disebabkan karena penulisannya tidak sesuai dengan ejaan bahasa Inggris yang sebenarnya.
Referensi:
Alwi, Hasan, Dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwandari, Retno, dan Qoni’ah. 2015. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Istana Media.
Badudu,J.S (1990). Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima
Depdiknas (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta. Department Pendidikan Nasional (2010). Uptade EYD Ejaan yang disempurnakan Terbaru. Jakarta.Indonesia: Department Pendidikan Nasional.