Oleh: Sugiyanto, S.Ud., M.Ag
O P I N I
Tahun Baru Hijriyah merupakan momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tahun 1446 H menandai awal baru yang penuh dengan harapan, doa, dan refleksi bagi kehidupan spiritual umat Islam. Perayaan ini tidak hanya diperingati dengan sukacita, tetapi juga menjadi waktu yang tepat untuk merenung dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Di berbagai belahan dunia, perayaan Tahun Baru Hijriyah diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan. Umat Muslim biasanya menghadiri ceramah, zikir, dan doa bersama di masjid-masjid. Beberapa tradisi unik juga bisa ditemui di berbagai negara, seperti membaca kisah hijrah, memberikan sedekah, dan berpuasa pada hari Asyura, yaitu hari kesepuluh bulan Muharram.
Tahun Baru Hijriyah juga menjadi saat yang tepat bagi umat Muslim untuk merenung dan mengevaluasi diri. Melalui refleksi ini, diharapkan setiap individu dapat memperbaiki diri dan memperkuat iman serta ketakwaan kepada Allah SWT. Momen ini juga bisa digunakan untuk menyusun resolusi dan tujuan spiritual yang ingin dicapai sepanjang tahun.
Memasuki tahun 1446 H, umat Muslim di seluruh dunia tentu memiliki harapan yang sama, yaitu keberkahan, kedamaian, dan kemakmuran. Doa-doa dipanjatkan agar tahun ini membawa kebaikan bagi seluruh umat dan dunia secara keseluruhan. Dalam konteks global, diharapkan agar persatuan dan toleransi antarumat beragama semakin kuat.
Sejarah awal perayaan Tahun Baru Hijriyah dalam agama Islam berkaitan erat dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 622 Masehi dan menandai titik balik penting dalam sejarah Islam. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam sejarah awal perayaan Tahun Baru Hijriyah:
- Peristiwa Hijrah
Hijrah adalah perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari Mekah ke Madinah untuk menghindari penindasan dan penganiayaan oleh kaum Quraisy. Hijrah ini bukan hanya sebuah perpindahan fisik tetapi juga simbol perubahan sosial dan spiritual yang signifikan. Di Madinah, Nabi Muhammad SAW mendirikan masyarakat Islam yang pertama, di mana prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan secara lebih luas dan damai.
- Penetapan Kalender Hijriyah
Kalender Hijriyah ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab RA pada tahun 638 M, sekitar 16 tahun setelah peristiwa hijrah. Penetapan ini dilakukan untuk mengatur urusan administrasi dan surat menyurat dalam pemerintahan Islam yang semakin berkembang. Kalender ini menggunakan sistem lunar (berdasarkan siklus bulan) dan tahun pertama dalam kalender ini dihitung dari tahun hijrah Nabi Muhammad SAW, sehingga disebut Tahun Hijriyah.
- Makna Muharram
Bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriyah, adalah salah satu bulan yang paling dihormati dalam Islam. Kata “Muharram” sendiri berarti “dilarang” atau “diharamkan,” yang menunjukkan bahwa berperang atau melakukan kekerasan dilarang selama bulan ini. Muharram juga merupakan waktu refleksi dan perenungan spiritual yang mendalam bagi umat Muslim.
- Perayaan dan Refleksi
Pada awalnya, Tahun Baru Hijriyah tidak dirayakan dengan cara yang sama seperti perayaan tahun baru lainnya. Sebaliknya, ini adalah waktu untuk refleksi dan penguatan iman. Umat Muslim merenungkan peristiwa hijrah dan maknanya dalam kehidupan mereka. Tradisi ini berlanjut hingga sekarang, dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti doa bersama, ceramah, dan puasa pada hari Asyura (hari kesepuluh bulan Muharram).
- Asyura
Hari Asyura, yang jatuh pada hari kesepuluh bulan Muharram, memiliki makna khusus dalam sejarah Islam. Bagi umat Muslim Sunni, ini adalah hari untuk memperingati berbagai peristiwa penting, termasuk penyelamatan Nabi Musa AS dan pengikutnya dari Fir’aun. Bagi umat Muslim Syiah, hari ini juga memperingati syahidnya Imam Husain AS di Karbala, yang memberikan dimensi tambahan untuk refleksi dan perenungan.
Perayaan Tahun Baru Hijriyah oleh umat Muslim biasanya ditandai dengan berbagai tradisi yang bertujuan untuk memperkuat iman, merenung, dan memohon berkah dari Allah SWT. Berikut adalah beberapa tradisi yang umum dilakukan:
- Doa dan Zikir Bersama
Banyak umat Muslim berkumpul di masjid untuk melakukan doa dan zikir bersama. Doa ini biasanya memohon keberkahan dan kebaikan untuk tahun yang baru. Zikir bersama dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merenungkan makna hijrah dalam kehidupan sehari-hari.
- Puasa Asyura
Puasa pada hari Asyura (hari kesepuluh bulan Muharram) adalah salah satu tradisi penting. Meskipun puasa ini sunnah (tidak wajib), banyak umat Muslim yang melakukannya sebagai bentuk ibadah tambahan. Puasa Asyura memiliki keutamaan besar dan dipercaya dapat menghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan setahun sebelumnya.
- Ceramah dan Kajian Agama
Ceramah dan kajian agama sering diadakan di masjid-masjid untuk memperingati Tahun Baru Hijriyah. Tema yang dibahas biasanya terkait dengan hijrah Nabi Muhammad SAW, makna hijrah, dan bagaimana umat Muslim dapat mengambil hikmah dari peristiwa tersebut untuk kehidupan mereka saat ini.
- Membaca Al-Quran
Membaca Al-Quran adalah tradisi yang dilakukan untuk mendapatkan berkah dan petunjuk dari Allah SWT. Banyak umat Muslim yang memulai tahun baru dengan membaca Al-Quran, baik secara individu maupun bersama-sama.
- Memberikan Sedekah
Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan adalah tindakan mulia yang sering dilakukan pada Tahun Baru Hijriyah. Ini adalah cara untuk membersihkan harta dan membantu sesama, sekaligus mendapatkan pahala dari Allah SWT.
- Kegiatan Sosial dan Gotong Royong
Di beberapa komunitas, perayaan Tahun Baru Hijriyah juga diisi dengan kegiatan sosial dan gotong royong. Ini bisa berupa membersihkan lingkungan, membantu pembangunan fasilitas umum, atau kegiatan sosial lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat.
- Mengunjungi Makam
Beberapa umat Muslim mengunjungi makam keluarga dan kerabat pada awal Muharram untuk mendoakan mereka. Ini adalah cara untuk mengenang dan menghormati leluhur, serta memperkuat hubungan dengan keluarga yang masih hidup.
- Malam Muharram
Malam menjelang Tahun Baru Hijriyah sering dirayakan dengan kumpul keluarga, saling bermaafan, dan berdoa bersama. Ini adalah waktu untuk mempererat tali silaturahmi dan memperbaiki hubungan yang mungkin telah renggang.
- Membaca Kisah Hijrah
Membaca atau mendengarkan kisah hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya sering dilakukan untuk mengingat peristiwa penting ini. Kisah hijrah memberikan banyak pelajaran berharga tentang ketabahan, keikhlasan, dan pengorbanan dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim.
Perayaan Tahun Baru Hijriyah dianggap penting bagi umat Muslim di seluruh dunia karena memiliki makna sejarah, spiritual, dan sosial yang mendalam. Berikut beberapa alasan mengapa perayaan ini begitu signifikan:
- Memperingati Hijrah Nabi Muhammad SAW
Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Hijrah ini bukan hanya perpindahan fisik tetapi juga perubahan strategis yang memungkinkan perkembangan dan penyebaran Islam secara lebih luas. Dengan memperingati Tahun Baru Hijriyah, umat Muslim mengenang keberanian, ketabahan, dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
- Awal Kalender Islam
Tahun Baru Hijriyah menandai awal kalender Islam yang didasarkan pada peristiwa hijrah. Kalender ini digunakan oleh umat Muslim untuk menentukan tanggal-tanggal penting dalam agama Islam, seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, dan lain-lain. Oleh karena itu, perayaan Tahun Baru Hijriyah menjadi momen penting untuk memulai tahun baru dalam konteks spiritual dan ritual keagamaan.
- Refleksi dan Renungan
Tahun Baru Hijriyah adalah waktu untuk merenung dan mengevaluasi diri. Umat Muslim menggunakan momen ini untuk merenungkan perjalanan hidup mereka, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Refleksi ini membantu mereka untuk memulai tahun baru dengan tekad dan semangat baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
- Penguatan Iman dan Ketaqwaan
Perayaan ini juga berfungsi sebagai pengingat untuk memperkuat iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Melalui berbagai kegiatan keagamaan seperti doa bersama, zikir, dan ceramah, umat Muslim diingatkan akan pentingnya menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah.
- Persatuan dan Kebersamaan
Perayaan Tahun Baru Hijriyah juga memperkuat persatuan dan kebersamaan di antara umat Muslim. Melalui kegiatan bersama seperti doa, zikir, dan ceramah, serta kegiatan sosial seperti memberikan sedekah dan gotong royong, umat Muslim dapat mempererat tali silaturahmi dan mendukung satu sama lain dalam kebaikan.
- Peningkatan Amal Ibadah
Selama perayaan Tahun Baru Hijriyah, umat Muslim didorong untuk meningkatkan amal ibadah mereka. Ini termasuk puasa sunnah pada hari Asyura, memberikan sedekah, dan melakukan ibadah-ibadah lainnya yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dan membawa kebaikan bagi orang lain.
- Mengingat Kisah-Kisah Inspiratif
Perayaan ini juga menjadi momen untuk mengingat dan mempelajari kembali kisah-kisah inspiratif dari hijrah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Kisah-kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang ketabahan, pengorbanan, dan keyakinan yang kuat, yang dapat menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Perayaan Tahun Baru Hijriyah 1446 H adalah momen yang sarat dengan makna spiritual dan sosial. Selain merayakan dengan berbagai kegiatan keagamaan, umat Muslim diharapkan bisa merenung dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Semoga tahun baru ini membawa berkah, kedamaian, dan kemajuan bagi kita semua.
Daftar Pustaka
Al-Ghazali, M. (2000). Mukjizat Hijrah: Pelajaran dan Hikmah dari Perjalanan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Hikmah.
An-Nawawi, I. (2002). Hijrah: Transformasi Sejarah dan Maknanya dalam Islam. Bandung: Pustaka Islam.
As-Suyuti, J. (1996). Tarikh al-Khulafa: Sejarah Khalifah-Khalifah Rasulullah SAW. Jakarta: Pustaka Amani.
Hamka. (1981). Sejarah Umat Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Ibn Hisham, A. (1997). Sirah Nabawiyah: Sejarah Hidup Rasulullah SAW. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Karim, A. (2004). Mengenal Kalender Hijriyah: Sejarah dan Fungsinya dalam Kehidupan Muslim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rauf, M. (2006). Muharram: Bulan Suci dan Tradisi Umat Islam. Surabaya: Penerbit Al-Kautsar.
Shihab, Q. (2001). Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Muslim. Bandung: Mizan.
Syarif, A. (2010). Tahun Baru Hijriyah: Momen Refleksi dan Peningkatan Spiritualitas. Malang: UIN-Maliki Press.
Yusuf, I. (2015). Puasa Asyura: Keutamaan dan Amalan di Bulan Muharram. Jakarta: Gema Insani.
Editor:
Mohamad Sidiq, S.HI., Darmawan, S. Kom., M.M.