OPINI
Oleh : Sugiyanto (PAIF KUA Kecamatan Grogol)
Seperti yang pernah diungkapkan oleh Dr. H. Musta’in Ahmad, S.H, M.H, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah dalam acara Revitalisasi KUA 2 Februarai 2023 di Kantor Urusan Agama Kecamatan Grogol, penyuluh agama itu ibarat Kopassusnya Kementerian Agama. Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Mari kita selami lebih dalam apa makna di balik analogi tersebut dan bagaimana peran penyuluh agama begitu penting dalam kehidupan masyarakat kita.
Penyuluh Agama: Garda Terdepan
Penyuluh agama adalah sosok yang sering kita temui di tengah masyarakat. Mereka berperan sebagai jembatan yang menghubungkan ajaran agama dengan kehidupan sehari-hari umat. Di saat tantangan kehidupan semakin kompleks, keberadaan mereka menjadi semakin vital. Penyuluh agama tidak hanya memberikan pencerahan spiritual, tetapi juga menjadi pembimbing dalam menghadapi berbagai persoalan hidup.
Menyebar Kebaikan Seperti Pasukan Elit
Sebagai Kopassusnya Kementerian Agama, penyuluh agama dilatih dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni. Mereka terjun langsung ke lapangan, berhadapan dengan berbagai dinamika masyarakat. Mereka adalah pasukan elit yang siap menyebar kebaikan dan menumpas kebodohan serta kebatilan. Layaknya pasukan Kopassus yang tangguh dan cekatan, penyuluh agama pun harus mampu bergerak cepat, tanggap, dan tepat dalam menyikapi berbagai isu yang muncul di masyarakat.
Membangun Masyarakat yang Beradab
Peran penyuluh agama tidak hanya terbatas pada ceramah di mimbar-mimbar atau mengajar di madrasah. Mereka juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial, mulai dari membina keluarga sakinah, mendampingi masyarakat dalam kegiatan keagamaan, hingga menjadi mediator dalam konflik sosial. Mereka adalah arsitek sosial yang turut membangun fondasi masyarakat yang beradab dan harmonis.
Membina Keluarga Sakinah
Penyuluh agama memiliki peran krusial dalam membina keluarga sakinah. Mereka memberikan bimbingan tentang bagaimana membangun keluarga yang harmonis dan sejahtera berdasarkan ajaran agama. Dalam berbagai kesempatan, mereka mengadakan penyuluhan dan konseling bagi pasangan suami istri untuk mengatasi berbagai masalah rumah tangga. Dengan demikian, mereka turut berkontribusi dalam menciptakan keluarga yang kokoh sebagai unit terkecil dari masyarakat yang beradab.
Mendampingi Masyarakat dalam Kegiatan Keagamaan
Tidak hanya itu, penyuluh agama juga terlibat aktif dalam mendampingi masyarakat dalam berbagai kegiatan keagamaan. Mulai dari pengajian, ceramah, hingga kegiatan sosial keagamaan seperti peringatan hari besar Islam. Mereka berperan sebagai fasilitator yang memastikan setiap kegiatan berjalan dengan baik dan sesuai dengan nilai-nilai agama.
Menjadi Mediator dalam Konflik Sosial
Di tengah masyarakat yang beragam, konflik sosial sering kali tidak terhindarkan. Di sinilah peran penyuluh agama sebagai mediator menjadi sangat penting. Dengan pendekatan yang bijaksana dan penuh kasih, mereka membantu menyelesaikan konflik dan membangun kembali hubungan harmonis antar warga. Penyuluh agama menjadi penengah yang menyejukkan hati, menjembatani perbedaan, dan mempromosikan perdamaian.
Tantangan di Lapangan
Tidak jarang penyuluh agama menghadapi tantangan berat di lapangan. Mereka harus mampu menyikapi perbedaan pendapat, menghadapi resistensi, bahkan terkadang berhadapan dengan situasi yang tidak kondusif. Namun, dengan ketangguhan dan dedikasi yang tinggi, mereka tetap berjuang tanpa mengenal lelah. Ini mengingatkan kita pada ketangguhan Kopassus dalam menjalankan misi-misi sulit mereka.
Menangani Perbedaan Pendapat
Perbedaan pendapat adalah hal yang lumrah dalam masyarakat yang plural. Penyuluh agama harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk menangani perbedaan ini. Mereka harus bijak dalam menyampaikan ajaran agama agar dapat diterima oleh semua kalangan tanpa menimbulkan gesekan.
Menghadapi Resistensi
Resistensi dari masyarakat adalah salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh penyuluh agama. Baik karena ketidaktahuan atau karena perbedaan pemahaman, resistensi ini bisa menjadi penghalang dalam menjalankan tugas. Namun, dengan pendekatan yang persuasif dan penuh kesabaran, penyuluh agama mampu mengatasi resistensi ini dan tetap menyebarkan kebaikan.
Situasi Tidak Kondusif
Penyuluh agama juga sering kali harus berhadapan dengan situasi yang tidak kondusif, seperti konflik sosial atau bencana alam. Dalam situasi seperti ini, mereka dituntut untuk tetap tenang dan mampu memberikan bantuan serta bimbingan yang diperlukan. Ketangguhan mental dan emosional menjadi kunci dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan ini.
Inspirasi dari Dr. H. Musta’in Ahmad
Dr. H. Musta’in Ahmad dengan bijak mengibaratkan penyuluh agama sebagai Kopassusnya Kementerian Agama. Analoginya menggugah kita untuk lebih menghargai dan mendukung peran penyuluh agama dalam masyarakat. Mereka bukan hanya sekadar penyampai dakwah, tetapi juga pahlawan tanpa tanda jasa yang bekerja keras demi kemaslahatan umat.
Makna Mendalam di Balik Analogi
Mengibaratkan penyuluh agama sebagai Kopassus bukanlah sekadar perumpamaan kosong. Kopassus dikenal sebagai pasukan elit yang terlatih dan memiliki kemampuan luar biasa dalam menjalankan tugas-tugas sulit. Begitu pula dengan penyuluh agama. Mereka dilatih dengan pengetahuan agama yang mendalam, keterampilan komunikasi yang mumpuni, dan memiliki dedikasi tinggi untuk menjalankan tugas mereka di tengah masyarakat. Mereka adalah garda terdepan dalam menyebarkan kebaikan dan membimbing umat.
Apresiasi dan Dukungan
Analogi ini juga mengajak kita untuk lebih menghargai dan mendukung peran penyuluh agama. Mereka bekerja tanpa pamrih, sering kali di bawah tekanan dan tantangan yang besar. Dukungan dari masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Dengan memberikan apresiasi dan dukungan yang layak, kita turut serta dalam misi mulia membangun masyarakat yang religius dan beradab.
Kesimpulan
Penyuluh agama memang layak disebut sebagai Kopassusnya Kementerian Agama. Mereka adalah pilar penting dalam membangun masyarakat yang religius dan beradab. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, mereka terus bergerak maju, menghadirkan cahaya kebaikan di tengah kegelapan. Jadi, mari kita dukung mereka dengan sepenuh hati, karena tanpa penyuluh agama, misi mulia Kementerian Agama tidak akan berjalan dengan optimal.
Referensi
Ahmad, Dr. H. Musta’in. “Penyuluh Adalah Kopassusnya Kementerian Agama.” Seminar Nasional Kementerian Agama, 2022.
Kementerian Agama Republik Indonesia. “Peran dan Fungsi Penyuluh Agama dalam Masyarakat.” kemenag.go.id, 2023.
Supriyadi, Eko. “Tugas dan Tanggung Jawab Penyuluh Agama.” Jurnal Dakwah dan Komunikasi, vol. 10, no. 2, 2021, pp. 75-90.
“Penyuluh Agama: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.” Harian Nasional, 15 Februari 2023.
Kurniawan, Budi. “Membangun Keluarga Sakinah Melalui Peran Penyuluh Agama.” Majalah Islamia, Edisi Mei 2023.