Khotbah Jumat
Oleh: Sartana, S.Ag
Khutbah I
الحمد لله على نعمه في هذا الشهر العظيم، شهر ذي الحجة لتقرب إلى الله الكريم أحمده حمدا يفوق حمد الحامدين واستعينه أنه خير المعين وأتوكل عليه برزقه أنه ثقة المتوكلين. أشهد أن لااله إلا الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المجتبى وسيد الورى رحمة للعالمين. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين وسلم تسليما كثيرا…أما بعد
فياعباد الله أوصيكم ونفسى بتقوى الله, فقد فاز المتقون قال الله تعالى فى كتابه الكريم ومن يعظم شعائرالله فانها من تقوى القلوب
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Mari kita mulai khutbah Jumat ini dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala taufiq, hidayah, inayah, dan ri’ayah-Nya. Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan menikmati hadirnya Idul Adha. Di belahan dunia lain, saudara-saudara kita sedang menunaikan ibadah haji, melaksanakan rukun-rukun dan amaliyah haji yang wajib maupun sunnah.
Selanjutnya, mari kita terus berupaya meningkatkan takwa kepada Allah. Artinya, kita harus selalu taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Takwa adalah pesan Allah kepada seluruh umat manusia sepanjang masa, dari generasi ke generasi, sejak penciptaan manusia. Oleh karena itu, Allah mengutus para rasul sebagai contoh dan teladan dalam ketakwaan dan kesalehan. Allah memberikan mereka sifat maksum, serta sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Allah juga menurunkan kitab-kitab kepada mereka sebagai panduan hidup bagi umat yang bertakwa.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, Allah mengutus 313 rasul dan 124 ribu nabi. Salah satu rasul yang dijadikan teladan adalah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Menyongsong Idul Adha, penting bagi kita untuk mengingat, merenungkan, dan meneladani kisah beliau.
Nabi Ibrahim bukan hanya seorang nabi pilihan yang mendapat gelar khalilullah (kekasih Allah), tetapi juga dikenal sebagai Abul Anbiya (bapak para nabi). Sebutan ini diberikan karena nabi-nabi setelahnya berasal dari keturunannya, seperti nabi-nabi Bani Israil: Nabi Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Syuaib, Harun, Musa, hingga Nabi Isa ‘alaihissalam.
Selain itu, junjungan kita Nabi Muhammad SAW juga berasal dari keturunan Nabi Ibrahim, dengan silsilah sebagai berikut: Muhammad bin Abdullah, bin Abdil Muthalib, bin Hasyim, bin Abdi Manaf, bin Qushay, bin Kilab, bin Murrah, bin Ka’ab, bin Luay, bin Ghalib, bin Fihir (yang diberi julukan Quraish), bin Malik, bin Nadhor, bin Kinanah, bin Khuzaimah, bin Mudrikah, bin Ilyas, bin Mudhor, bin Nizar, bin Ma’ad, bin ‘Adnan, bin Nabi Isma’il, bin Ibrahim AS.
Dengan mengenang dan meneladani kisah Nabi Ibrahim, kita diingatkan untuk selalu menjalani kehidupan dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.
Nabi Ibrahim as oleh Yahudi diklaim sebagai Yahudi, oleh kaum Nasrani diklaim sebagai pengikut Nasran, dan kaum musyrikin mengklaim bahwa mereka mengikuti millah Ibrahim. Untuk menolak anggapan mereka Allah turunkan ayat kepada Nabi Muhammad saw yang bunyinya:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukanlah Yahudi dan bukanlah Nasrani akan tetapi dia adalah yang bersih dan muslim dan dia bukan orang yang mensekutukan Allah” (QS. Ali Imran: 67).
Allah sendiri memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw untuk senantiasa mengenang jasa-jasa Nabi Ibrahim as., agar umatnya tidak melupakan keteladanan dan jasa beliau. Salah satu aspek penting yang patut kita contoh adalah keberanian Nabi Ibrahim dalam mereformasi masyarakatnya, mengubah mereka dari penyembah berhala menjadi pengesakan Allah SWT. Beliau pertama kali menyampaikan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah (tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), dengan penuh santun kepada ayahnya. Sebagaimana telah dikisahkan dalam Al-Quran:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا يَا أَبَتِ لا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَن فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا قَالَ سَلامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
“Dan ingalah dalam kitab Ibrahim sesungguhnya dia adalah orang yang benar lagi seorang nabi, ingatlah ketika ia berkata kepada ayahnya wahai ayahku kenapa engkau menyembah apa-apa yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat? wahai ayahku sesungguhnya telah sampai kepadaku wahyu, apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku aku tunjukkan jalan yang lurus, wahai ayahku janganlah engkau menyembah setan sesungguhnya setan itu bermaksiat kepada Allah. Wahai ayahku sesungguhnya aku takut azdab Allah akan menimpamu sehingga setan menjadi temanmu. Lalu ayah Ibrahim berkata kepada Ibrahim, Hai Ibrahim apakah engkau membenci tuhan-tuhanku? Sungguh jika engkau tidak berhenti membenci tuhan-tuhanku sungguh aku akan merajammu dan pergilah segera dariku. Ibrahim berkata semoga engkau selamat dan aku akan mendoakan untukmu agar Allah Tuhanku mengampunimu sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku”.(QS Maryam 41-47).
Jamaah Jumat yang berbahagia,
Kedua, adalah ketaatan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah SWT untuk menyembelih putra tercintanya, Ismail AS, yang telah lama didoakan sebagai anugerah yang baik olehnya: “Robbi hab lii minasshalihin.” Ketaatan Ibrahim ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Qur’an.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ *وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ *قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ *إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاء الْمُبِينُ *وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخرين سَلاَمٌ على إِبْرَاهِيمَ كَذَلِكَ نَجْزِي المحسنين
“Wahai Ibrahim engkau telah membenarkan perintahKu melalui mimpimu Sesungguhnya dengan demikian akan membalas orang-orang yang berbuat baik, sesunggguhnya ini adalah ujian yang nyata dan kami tebus Ismail dengan senbelihan hewan qurban yang besar. Dan kami jadikan teladan untuk orang-orang yang sesudahnya, keselamatan untuk Nabi Ibrahim, demikianlah kami membalas orang-orang yang berbuat baik”.(QS As-shafat 103-110).
Ketiga, keteladanan Nabi Ibrahim adalah ketika Allah SWT memerintahkan beliau untuk merekonstruksi Ka’bah, rumah pertama yang dibangun untuk penyembahan di muka bumi. Ibrahim AS bersama Ismail membangun kembali Ka’bah sesuai petunjuk Allah. Setelah selesai membangun, Allah memerintahkan Ibrahim untuk memanggil umat manusia untuk melaksanakan ibadah haji. Hingga kini, ibadah haji menjadi pertemuan internasional yang menghimpun umat Muslim dari seluruh dunia dengan berbagai ras, suku, dan bahasa.
Ibrahim tidak hanya membangun Ka’bah tetapi juga memperkuat konsep tata kota dan perdagangan di Mekkah dengan doa-doa yang tulus. Dengan begitu, kota yang tadinya tandus dan kering tanpa tanaman, berubah menjadi tempat yang aman, dihuni oleh penduduk yang beriman dan bertakwa, yang mendirikan shalat, dan menjauhi penyembahan terhadap berhala-berhala. Mekkah pun menjadi tujuan yang menarik dan mempesona bagi banyak orang. Bahkan meskipun tanahnya tandus dan kering, penduduk Mekkah diberkahi dengan kelimpahan rezeki dari buah-buahan.
رَبِّ اجْعَلْ هذا بَلَداً ءامِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَراتِ مَنْ ءامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.”
Demikianlah kita sebagai muslim harus meneladai kemuliaan Nabi Ibrahim as yang selalu ta’at kepada-Nya dan sabar atas berbagai cobaan-Nya.
اللهم ربنا اصرف عنا عذاب جهنم إن عذابها كان غراما, إنها سائت مستقرومقاما, ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما, بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ