MIN 2 SUKOHARJO (HUMAS) – Kepala MIN 2 Sukoharjo mengapresiasi “Inovasi Kotoran Sapi untuk digunakan menjadi Pupuk Organik” yang diharapkan dapat membantu mengatasi dalam pengadaan pupuk. Pupuk Organik dapat menjadi salah satu upaya kita meningkatkan produksi pangan tanpa ketergantungan dengan pupuk kimia.
MIN 2 Sukoharjo sebagai Madrasah Adiwiyata Mandiri tentunya sudah selayaknya untuk memanfaatkan alam atau limbah untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat, diantarnya pohon jati yang ditanam di halaman daunnya dapat digunakan untuk alas daging Udhiyah dan kotoran udhiyah juga bisa untuk Pupuk Organik dan juga anyaman bambu ( besek ) sebagai tempat untuk menaruh daging udhiyah yang akan dibagikan. Rabu (19/6/2024).
Wagimin, selaku ketua panitia kegiatan penyembelihan Udhiyah di MIN 2 Sukoharjo juga ikut senang dengan adanya inovasi tersebut karena dapat memanfaatkan kotoran hewan Udhiyah untuk pupuk yang semakin tinggi harganya dan semakin sulit mendapatkannya, jelasnya.
“Karena itu, sekarang ini kita sudah mengetahui betapa bermanfaatnya kotoran hewan dan apabila mengetahui caranya ternyata cukup mudah dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran hewan” tuturnya.
Dalam penjelasannya, Partu selaku tenaga kependidikan MIN 2 Sukoharjo menuturkan bahwa dalam pembuatan pupuk organik langkah awalnya dengan cara kotoran hewan difregmentasi dengan dimasukkan dalam tong dan ditutup untuk mendinginkan kotoran hewan supaya tidak bersifat panas.
” Dari keempat kotoran sapi alhamdulilah dapat ditampung sekitar 3,5 tong ukuran besar kotoran sapi yang akan dijadikan sebagai pupuk Organik ” kata Partu. Dia menambahkan fungsi Pupuk Organik adalah nantinya menyediakan oksigen dan menyediakan nutrisi. Dengan demikian Pupuk Organik akan menjadi rumah bagi mikroba dan akan membantu memperbaiki struktur dan PH tanah, ” sehingga tanah akan menjadi semakin subur ” jelas Partu. (Gun).