MIN 5 SUKOHARJO (HUMAS) – Siswa madrasah ibtidaiyah (MI) memiliki posisi strategis dalam membentuk dasar-dasar mental dan perilaku generasi muda bangsa. Usia seperti ini tentunya sangat penting diberikan bekal wawasan kebangsaan, mencegah kenakalan, dan psikoedukasi jajanan sehat yang memadai untuk mewarnai perjalanan hidupnya untuk meraih cita-cita di masa yang akan datang. Dengan alasan tersebut siswa MIN 5 Sukoharjo juga perlu diberi pembekalan materi tentang tiga hal tersebut. “ Untuk mengawali kegiatan pembelajaran tahun ajaran baru 2024/2025 ini kita laksanakan kegiatan pembekalan siswa kelas dua sampai kelas enam. Alhamdulillah kegiatan yang kita laksanakan selama tiga hari bisa berjalan dengan lancar. Kami sampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh panitia. Semoga usaha yang kita laksanakan bisa memberikan manfaat bagi seluruh siswa agar bisa terbangun jiwanya dan terbangun raganya, agar kelak bisa menjadi generasi penerus perjuangan bangsa yang tangguh dan berakhlak mulia.” Ucap kamad, Karseno Handoyo, melalui sambungan telepon, disela-sela kesibukannya sebagai petugas haji Kabupaten Sukoharjo.
Kegiatan pembekalan diikuti oleh siswa kelas dua hingga kelas enam, yang diselenggarakan pada hari Senin – Rabu (15-17/7/2024) di GOR Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo.“Sesuai dengan levelnya, tentu pemberian materi pembekalan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan usia. Sehingga bisa mudah dicerna, dipahami dan dimengerti untuk dilaksanakan dalam kehidupan. Agar kegiatan berjalan efektif maka kita datangkan narasumber dari Koramil Weru, Polsek Weru, dan Puskesmas Weru.” Ujar Sagiman selaku ketua panitia kegiatan.
Peltu. Heri Purwanto (Koramil Weru) memberikan materi pembekalan wawasan kebangsaan/nasionalisme Peltu. Heri Purwanto mengatakan, pemberian pembekalan wawasan kebangsaan kepada siswa yang materinya telah disesuaikan dengan kemampuan daya pikir siswa MI yaitu dengan pola mengajak kembali untuk mengingat nama-nama para pahlawan nasional serta perjuangannya. Selain itu juga dengan menyanyikan lagu-lagu nasional, penanaman nilai-nilai saling menghormati, kesetiakawanan, dan sopan santun. Peltu. Heri Purwanto berharap, dengan penyampaian materi kebangsaan, akan tumbuh rasa bela negara, rasa cinta tanah air dan berwawasan kebangsaan. Nantinya, siswa dapat menjadi generasi yang berkompeten dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia berpesan kepada siswa-siswi agar selalu rajin belajar, berlaku sopan kepada orang tua, guru dan kepada siapapun juga.
Materi kenakalan siswa disampaikan oleh Aiptu. Sunardi (narasumber dari Polsek. Weru). Aiptu. Sunardi mengatakan, kenakalan siswa sekolah dasar merupakan suatu perilaku yang dilakukan siswa tanpa adanya nilai-nilai sosial yang ada, kenakalan siswa menggambarkan perilaku menyimpang yang dilakukan siswa, dan dapat merusak karakter dirinya serta pola pikir siswa tersebut di lingkungannya. kenakalan tersebut sebenarnya, hanya berasal dari kalangan orang dewasa namun telah sampai atau ditiru oleh anak-anak. Oleh karena itu, Aiptu. Sunardi berpesan kepada seluruh siswa MIN 5 Sukoharjo untuk berhati-hati dalam memilih teman di rumah/masyarakat, selalu menjalankan ibaadah sholat wajib lima waktu dengan tertib dan teratur, dan patuh terhadap nasehat orangtua, guru, dan orang yang lebih tua.
Eny Fauziana, S.KM, narasumber sekaligus petugas promosi kesehatan Puskesmas Weru, memberikan materi tentang jajanan sehat. Kebutuhan akan makan merupakan hal yang sangat vital pada setiap manusia, terlebih pada masa anak – anak. Jajanan bagi anak – anak merupakan sesuatu yang menjadi penggugah semangat yang melengkapi mereka dalam melakukan setiap aktifitasnya. Hal yang perlu disorot saat ini salah satunya adalah perilaku anak dalam memilih jajanan di sekolah yang dipelajari tanpa melalui proses pendidikan. Lebih lanjut Eny Fauziana, S.KM berpesan kepada seluruh siswa agar selektif memilih jajanan yang akan di beli di kantin madrasah ataupun di warung-warung lingkungaan sekitar rumah dengan memperhatikan ciri-ciri jajanan yang sehat di antaranya, dilihat tanggal kadaluwarsa pada kemasannya, sertifikat halalnya, bahan dasar pembuatan makanannya, dan melihat komposisi makanan yang tercantum pada kemasannya. Pola pembiasaan memilih jajanan sehat harapanya tidak sebatas menjadi karakter akan tetapi juga menanamkan pemahaman tentang jajanan yang halal kepada anak sedari dini. “Anak perlu dipahamkan akan pentingnya makanan sehat dan halal menurut syariat agama. Demikian pula pengetahuan akan ciri – ciri makanan yang halal dan tidak halal seperti tidak mengandung kotoran atau najis, serta proses pembuatan yang bersih. oleh karenanya perlu dilakukan upaya berupa psikoedukasi terkait jajanan sehat dan halal untuk mewujudkanya.” Ujarnya kepada guru dan karyawan MIN 5 Sukoharjo. (kh/djp)